Rabu, 26 Desember 2012

Usaha-usaha Menanggulangi Kenakalan Remaja

KENAKALAN-REMAJAaMelihat begitu maraknya kasus kenakalan remaja yang ada di sekitar kita, maka perlu kiranya kita pikirkan bersama bagaimana upaya-upaya yang bisa kita lakukan untuk menekan tingkat kenakalan remaja tersebut. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan apabila kita mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap problematika remaja. Dalam sebuah buku dijelaskan bahwa usaha untuk menanggulangi kenakalan remaja dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

USAHA PREVENTIF

Yang dimaksud dengan usaha preventif ialah usaha yang dilakukan secara sistematis berencana dan terarah kepada tujuan untuk menjaga agar kenakalan itu tidak timbul. Usaha preventif lebih besar manfaatnya daripada usaha kuratif, karena jika kenakalan itu sudah meluas amat sulit menanggulanginya. Menghamburkan biaya, tenaga dan waktu sedangkan hasilnya tidak seberapa. Berbagai usaha preventif dapat dilakukan, tetapi secara garis besarnya dapat dikelompokkan atas tiga bagian yaitu:

Faktor-faktor Gangguan Tingkah Laku dan Kenakalan Remaja

KENAKALAN REMAJAFaktor-faktor biologi anak

Gangguan tingkah laku yang terjadi pada seorang anak dapat diprediksi dari tempramen yang dimiliki oleh anak tersebut. Aspek-aspek kepribadian seperti tingkat aktivitas anak, respon emosional, kualitas mood dan adaptasi sosial merupakan bagian dari tempramen anak. Apabila orang tua menanggapi temperamen ini dengan tidak sabar, tidak konsisten dan banyak memberikan larangan pada anaknya, maka kelak anak ini akan mengalami gangguan tingkah laku.

Aspek kognitif anak juga mempengaruhi terjadinya gangguan tingkah laku. Anak yang kurang mampu memecahkan masalah sosial, melihat suatu masalah sebagai suatu permusuhan, cenderung mengalami gangguan tingkah laku di kemudian hari. (Soetjiningsih. 2007:243).

Sabtu, 22 Desember 2012

Definisi Remaja dan Kenakalan Remaja

Istilah remaja berasal dari latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja)  mempunyai arti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Dalam bahasa Inggris, murahaqoh adalah adolesence yang berarti at-tadarruj (berangsur-angsur). Jadi, artinya adalah berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. (Muhammad Al-Mighwar. 2006:55).

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Sementara Salzman dalam Syamsu Yusuf mengemukakan bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua kearah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.  (Syamsu Yusuf. 2009:184).

Rabu, 12 Desember 2012

Membina Kepribadian yang Islami


Setiap manusia terlahir dengan berbagai keunikannya. Keunikan dalam tingkah laku, sikap dan kepribadiannya. Kepribadian ini tumbuh seiring dengan perkembangan tubuh dan jiwa seseorang sesuai dengan lingkungan dimana tempat ia berada. Kepribadian erat kaitannya dengan bagaimana ia dididik oleh orang tua, lingkungan bergaul dan terutama lingkungan keluarga, karena lingkungan pada dasarnya akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Pribadi atau kepribadian menurut Asmaran yakni suatu bentuk prinsip-prinsip yang terkandung dalam diri seseorang, yang menyangkut dengan sikap dan tingkah laku. (Asmaran, 1992:1). Pribadi atau kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik. (Sujanto dkk, 2004: 12) Kepribadian adalah bentuk kejiwaan yang ada pada seseorang yang dapat dilihat dari pembicaraan dan tingkah lakunya.

Kamis, 06 Desember 2012

Workshop Peningkatan Kompetensi Guru (PKG)



Beberapa hari yang lalu tepatnya mulai dari tanggal 29 Nopember sampai 4 Desember 2012, civitas akademika IAIN STS Jambi khususnya yang dipercaya untuk menjadi panitia pelaksana Peningkatan Kompetensi Guru begitu sibuknya mempersiapkan segala hal yang terkait dengan pelaksanaan PKG tahun 2012 ini. Pelaksanaan PKG yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam ini dikhususkan bagi guru-guru yang mengajar Pendidikan Agama Islam di berbagai sekolah umum di seluruh Indonesia. Meskipun tentunya tidak semua guru PAI dapat terjaring dan mengikuti kegiatan PKG ini, namun setidaknya secara bertahap pemerintah melalui instansi terkait berupaya untuk memberikan pelatihan dan pembekalan dalam bentuk kegiatan PKG ini.

Kamis, 18 Oktober 2012

Filsafat "Ibnu Thufail"


Sumber Gambar
PENDAHULUAN

Dunia Islam telah melahirkan banyak para ahli filsafat yang hebat dengan karya-karyanya yang sangat luar biasa, tetapi mereka dianggap sebagai satu kelompok yang hilang dalam sejarah pemikiran manusia, maka tidak heran lagi apabila sejarah lebih mengenal tokoh-tokoh Yunani dan Barat dibandingkan dengan tokoh-tokoh filsafat Islam.

Beberapa tokoh filsafat Islam seperti Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina memang mendapat pengiktirafan Barat, tetapi mereka tidak mendapat tempat sewajarnya dibandingkan dengan ahli filsafat Yunani seperti Plato dan Aristoteles. Ini mungkin disebabkan kajian mengenai mereka masih belum memadai dan jauh dari pada memuaskan.

Selasa, 11 September 2012

Media Pembelajaran Fiqh

Sumber dari Sini
Kata “Media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. (Djamarah, 1997: 136).

AS Sadiman (1996: 6) mengatakan bahwa Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima  sehingga dapat merangsang pkiran, persaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Sementara itu Briggs berpendapat bahwa  media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta meransang siswa untuk belajar.

Kamis, 26 April 2012

Ketika Indonesia Menjadi Pilihan Terakhir

Mengapa investasi asing di Indonesia terus menurun, justru pada saat negara-negara lain mengalami pemulihan, bahkan lonjakan tajam arus masuk investasi. Juga, kenapa investor hengkang, padahal dalam berbagai kesempatan para pejabat pemerintah masih begitu ‘pede’nya menyatakan, Indonesia sangat kompetitif, terutama dengan sumber daya melimpah dan upah buruhnya yang murah.

Memang benar dari sisi biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalankan usaha (cost of doing business), Indonesia sebenarnya tergolong sangat kompetitif di Asia, seperti ditunjukkan dalam survey Political and Economic Risk (PERC).

Selasa, 24 April 2012

Prinsip-prinsip dalam Mengajar

Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru, dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan dan pembinaan untuk menuju kedewasaan. Mengingat tugas yang berat itu, guru yang mengajar di depan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip dalam mengajar, dan harus dilaksanakan seefektif mungkin.

Komunikasi dalam Proses Pembelajaran

Definisi Komunikasi

Keterampilan dasar mengaja merupakan salah satu komponen dalam pembentukan kemampuan professional seorang pengajar. Seorang guru yang professional akan mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan dasar mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar yang dikelolanya. Penguasaan terhadap berbagai keterampilan dasar mengajar akan memungkinkan seorang guru mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara lebih efektif. Oleh karena itu, seorang guru yang ingin berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar/pendidik seyogyanya menguasai secara baik keterampilan dasar mengajar yang termasuk didalamnya adalah komunikasi.

Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengajaran

Jika ada guru yang mengatakan bahwa dia tidak ingin berhasil dalam mengajar, adalah ungkapan seorang guru yang sudah putus asa dan jauh dari kepribadian seorang guru. Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematik. Namun terkadang, keberhasilan yang dicita-citakan tapi kegagalan yang ditemui; disebabkan oleh berbagai factor sebagai penghambatnya. Sebaliknya, jika keberhasilan itu menjadi kenyataan, maka berbagai factor itu juga sebagai pendukungnya. Berbagai factor yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Selasa, 17 Januari 2012

Sejarah Pendidikan Islam

Kata pendidikan ternyata juga dilekatkan kepada Islam, hal ini telah didefinisikan secara berbeda-beda oleh berbagai kalangan, yang banyak dipengaruhi pandangan dunia masing-masing. Bahwa pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.

Pendidikan lebih dari pada sekedar pengajaran; yang terakhir ini dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, bukan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.

Zaman Helenisme dalam Filsafat Yunani Kuno

Istilah Hellenisme adalah istilah modern yang diambil dari bahasa Yunani kuno Hellenizein, yang berarti berbicara atau berkelakuan seperti orang Yunani (Ahmad Tafsir, 1990:53).

Menurut Poerwantana, dkk (1994:68) membagi fase ini menjadi fase Hellenisme dan fase Hellenisme Romawi. Fase Hellenisme adalah fase yang pemikiran filsafatnya hanya dimiliki oleh orang-orang Yunani, sejak abad ke 4 SM. Sedangkan fase Hellenisme Romawi ialah yang datang sesudah masa tersebut meliputi kerajaan Romawi.

Istilah Hellenistik mulai digunakan abad ke 19 oleh sejarawan Jerman Droysen. Untuk memudahkan pengertian periode Hellenisme, Ahmad Tafsir (1990:53), memberikan definisi bahwa periode Hellenistik dapat dimulai sejak meninggalnya Aristoteles sampai mulai berkembangnya agama Kristen.

Adapun ciri-ciri filsafat Hellenisme diantaranya adalah :
  1. Pemisahan antara filsafat dan sains terjadi pada zaman ini, belajar seperti pada abad ke 20 ini menjadi lebih terspesialisasi.
  2. Sifat spekulasi mulai dijauhi, perhatian lebih terkonsentrasi pada aplikasi.
  3. Jiwa filsafat Hellenisme ialah aklektik, usaha-usaha diarahkan untuk mengharmoniskan pendapat yang berlawanan.
  4. Etika dijadikan perhatian yang dominan.
  5. Pada zaman ini filsafat lebih lekat dengan agama dibandingkan dengan zaman Hellenis lama (Yunani).
Lama periode ini kurang lebih 300 tahun. Jatuhnya filsafat langsung disambung oleh neo-pythagorean dan neo-platonisme (Ahmad Tafsir, 1990:53).

Tokoh-tokoh Pemikir dalam Filsafat Yunani Kuno

Thales 
Thales (624-546 SM), orang Miletus itu digelari bapak filsafat, karena dialah orang yang mula-mula berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar; what is the nature of the world stuff ? (apa sebenarnya bahan alam semesta ini ?) Ia menjawab air. Jawaban ini amat sederhana dan belum tuntas. Belum tuntas karena dari apa air itu ? Thales mengambil air sebagai asal alam semesta, barang kali karena ia melihat sebagai suatu yang amat diperlukan dalam kehidupan dan menurut pendapatnya bumi ini mengapung di atas air (Ahmad Tafsir, 1990:41).

Anaximander 
Anaximander disebut murid Thales. Ia hidup kira-kira antara tahun 610 SM dan tahun 540 SM. (K. Bartens, 1988:28). Anaximander mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. Anaximander mengatakan udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan, demikian alasannya (Ahmad Tafsir, 1990:4).

Heraclitus 
Heraclitus (544 – 484 SM) menyatakan You can not step twice to the river, for the fresh waters are ever flowing upon you (Engkau tidak dapat terjun ke sungai yang sama dua kali karena air sungai itu mengalir).

Menurut Heraclitus, alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah, sesuatu yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Itu berarti bila kita hendak memahami kosmos, kita mesti menyadari bahwa kosmos itu dinamis, kosmos tidak pernah dalam keadaan berhenti (diam), ia selalu bergerak, dan bergerak berarti berubah. Gerak itu menghasilkan perlawanan-perlawanan. Itulah sebabnya ia pada konklusi bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini bukanlah bahan (stuff)nya seperti yang dipertanyakan oleh filosof pertama itu, melainkan prosesnya. Pernyataan “semua mengalir” berarti semua berubah menjadi bukanlah pernyataan yang sederhana. Implikasi pernyataan ini amat hebat. Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah, tidak tetap. Pengertian adil pada hari ini belum tentu masih benar besok. Hari ini 2 x 2 = 4, besok dapat bukan empat (Ahmad Tafsir, 1990 : 41-42).

Parmanides 
Parmanides (450 SM) dalam the way of the truth, ia bertanya : Apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas ? Bagaimana hal itu dapat dipahami ? Ia menjawab ukurannya ialah logika yang konsisten. Perhatikanlah contoh berikut : Ada tiga cara berfikir tentang Tuhan ; 1. ada, 2. tidak ada, dan 3. ada dan tidak ada. Yang benar adalah ada (1). Tidak mungkin meyakini yang tidak ada (2) sebagai dua karena yang tidak ada pastilah tidak ada. Yang ketiga pun tidak mungkin, karena tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada. 

Zeno 
Zeno lahir tahun 490 SM di Elea. Terhadap ajarannya dia mengatakan :
  1. Anda tidak pernah mencapai garis finis dalam suatu balapan. Untuk mencapai garis finis itu mula-mula anda harus menempuh separuh jarak, lalu setengah dari separuh jarak, kemudian setengah dari sisa, dan kerja anda selanjutnya ialah menghabiskan sisa yang tidak pernah akan habis. Anda tidak pernah mencapai garis finis, padahal secara empiris anda telah lama mencapai garis finis itu.
  2. Anak panah yang meluncur dari busurnya, apakah bergerak atau diam ? Diam ialah bila suatu benda pada suatu saat berada pada suatu tempat. Anak panah itu setiap saat berada di suatu tempat. Jadi anak panah itu diam. Ini khas logika. Padahal mata kita jelas-jelas menyaksikan bahwa anak panah itu bergerak dengan cepat. Siapa yang benar ? Yang  mengatakan bergerak atau yang mengatakan diam ? Itu relatif kedua-duanya benar, bergantung pada cara pembuktiannya. (Ahmad Tafsir, 1990:43).

Protagoras 
Ia mengatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Kebenaran itu bersifat pribadi (private). Akibatnya ialah tidak akan ada ukuran yang absolut dalam etika, metafisika maupun agama. Bahkan teori-teori metafisika tidak juga dianggapnya mempunyai kebenaran yang absolut.

Gorgias 
Pandangan filsafatnya dia mengajukan tiga proporsi sebagai kesimpulan falsafah dirinya.

Pertama, tidak ada yang ada, maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. Kita harus mengatakan bahwa realitas itu tunggal dan banyak, terbatas dan tak terbatas, dicipta dan tidak dicipta.

Kedua, akal tidak mampu meyakinkan kita tentang bahan alam semesta ini, karena kita telah dikungkung oleh dilema subyektif. Orang berfikir sesuai dengan kemauan dengan idea kita yang sesuai dengan fenomena. Karena demikian maka proses ini tidak akan menghasilkan kebenaran.

Ketiga, ia menegaskan; sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, namun tidak akan dapat diberitahukan kepada orang lain.

Socrates 
Socrates (469-399 SM) terkenal sebagai orang yang berbudi baik, jujur dan adil. Socrates banyak mendapat simpati dari para pemuda di negerinya. Namun ia kurang disenangi karena dituduh sebagai perusak moral dan menolak dewa-dewa atau tuhan yang telah diakui negara.

Atas tuduhannya tersebut dia menulis naskah yang berjudul apologi, termasuk salah satu bahan penting untuk mengetahui sejarah Socrates. Dalam pengadilan dia dinyatakan bersalah dengan suara 200 dan 220 melawan. Ia dituntut hukuman mati (Ahmad Syadali, Mudakir, 1999:61).

Menurut Socrates ada kebenaran obyektif yang tidak bergantung kepada satu atau kita. Untuk mencapai kebenaran obyektif menggunakan metode dialektika yang berarti bercakap-cakap atau dialog.

Dari metode dialektiknya ia menemukan dan penemuan metode yang lain induksi dan definisi. Ia menggunakan istilah induksi manakala pemikiran bertolak dari pengetahuan yang khusus, lalu menyimpulkannya dengan pengertian yang umum. Pengertian yang umum diperoleh dari mengambil sifat-sifat yang sama (umum) dari masing-masing kasus khusus dan ciri-ciri khusus yang tidak disetujui bersama adalah disisihkan. Ciri umum tersebut dinamakan ciri esensi dan semua ciri khusus itu dinamakan ciri eksistensi. Suatu definisi disebut dengan menyebutkan semua ciri esensi suatu obyek dengan menyisihkan semua ciri eksistensinya. Demikianlah jalan untuk memperoleh definisi tentang suatu persoalan.

Plato 
Plato (427-347 SM) lahir di Athena, salah seorang murid dan teman Socrates. Ia menggunakan metode dialog untuk mengantarkan filsafatnya. Namun kebenaran umum (definisi) menurutnya bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif sebagaimana cara yang digunakan Socrates, pengertian umum (definisi) menurut Plato sudah tersedia di sana di dalam idea (Ahmad Syadali, Mudzakir, 1999 : 69-70).

Pendapat Plato ini, jelas memperkuat posisi gurunya. Idea itu umum, berarti berlaku umum. Plato juga berpendapat bahwa selain kebenaran yang umum itu ada kebenaran yang khusus yaitu “kongkretisasi” idea di alam ini (Ahmad Tafsir, 1990:51).

Aristoteles 
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagina sebuah kota di Thirace. Ia adalah teman dan murid Plato. Di dalam dunia filsafat, Aristoteles terkenal sebagai bapak logika. Logikanya disebut logika tradisional karena nantinya berkembang apa yang disebut logika modern. Logika Aristoteles sering juga disebut logika formal (Ahmad Tafsir, 1990:52).

Bila orang-orang sofis banyak menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran, Aristoteles dalam metaphysic menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenaran. Ia menyatakan bahwa matter dan form tu bersatu. Matter memberikan substansi sesuatu, form memberikan pembungkusnya. Setiap obyek terdiri atas matter dan form. Jadi, ia telah mengatasi dualisme Plato yang memiahkan matter dan form, bagi Plato matter dan form berada sendiri-sendiri. Ia juga berpendapat bahwa matter itu potensial dan form itu aktualitas. Namun ada substansi yang murni, form tanpa potentiality, jadi tanpa matter, yaitu Tuhan. Aristoteles percaya kepada adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan menurutnya ialah Tuhan sebagai penyebab gerak (a first cause of motion) (Ahmad Syadali Mudzakir, 1999 : 73-74).

Filsafat Yunani Kuno

Sejarah Muncul dan Berkembangnya

Jaman Yunani adalah tempat persemaian dimana pemikiran ilmiah mulai tumbuh. Filsafat sendiri lahir di Yunani pada abad ke-6 SM. Harus diketahui bahwa munculnya filsafat dan ilmu pengetahuan di Yunani tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan Yunani. Adapun sejarah timbulnya filsafat ada beberapa faktor diantaranya menurut K. Bertens (1988:13) adalah ; “filsafat muncul karena untuk mencari kebijaksanaan yang sesuai dengan nama “filsafat” dan “filsuf” yang berasal dari kata-kata Yunani “philosophia dan philosophos”, menurut bentuk kata seorang. Philo-sophos senang “pencinta kebijaksanaan”. Nama filsuf (philosophos) untuk pertama kalinya dalam sejarah dipergunakan oleh Phytagoras (abad ke-6 SM).

Sedangkan Ahmad Tafsir (1990:12) yang mendorong timbulnya filsafat pertama; adanya dongeng dan tahayul dimana orang-orang ada yang tidak percaya begitu saja. Ia kritis, ingin mengetahui kebenaran dongeng itu. Dari situ timbul filsafat. Kedua, keindahan alam besar, terutama ketika malam hari, menimbulkan keinginan kepada orang Greek tempo hari untuk mengetahui rahasia alam itu, keinginan untuk mengetahui rahasia alam berupa rumusan-rumusan pertanyaan, ini menimbulkan filsafat.

Beerling mengatakan bahwa orang Yunani mula-mula sekali berfilsafat di Barat mengatakan bahwa filsafat timbul karena ketakjuban-ketakjuban menyaksikan keindahan alam semesta ini. Lantas menimbulkan keinginan mengetahuinya. Sikap heran atau takjub itu akan lahir dalam bentuk bertanya. Pertanyaan itu memerlukan jawaban. Bila pemikir menemukan jawaban-jawaban itu dipertanyakan lagi karena ia selalu sangsi kepada kebenaran yang ditemukannya. Patrich mengatakan, manakala kebenaran mereka menjadi serius dan penyelidikan sistematis, mereka menjadi filosof.

Jadi, rasa ingin tahu itulah pada dasarnya penyebab timbulnya filsafat. Ingin tahu ini dahulunya disebabkan oleh dongeng dan keheranan pada kebesaran alam.

Pengertian Filsafat Yunani

Filsafat Yunani dalam sejarah filsafat merupakan ujung pangkal munculnya filsafat (Ahmad Badali, Muzakir, 1999 : 34). Orang Yunani yang hidup pada abad ke-6 sm mempunyai sistem kepercayaan, bahwa segala sesuatu harus diterima sebagai suatu kebenaran yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya, suatu kebenaran lewat akal pikiran (logos) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber pada mitos tadi.

Setelah pada abad ke-6 sm muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan pertanyaan tentang misteri alam semesta ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi. Upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan kemudian banyak orang yang mencoba membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni. Maka timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle, yang nantinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban dunia (Asmoro Achmadi, 1997:24). Dengan munculnya ahli pikir inilah maka kedudukan mitos digeser oleh logos (akal), sehingga setelah pergeseran tersebut filsafat lahir.

Pengertian filsafat pada saat itu masih berwujud ilmu pengetahuan yang masih global, sehingga nantinya satu demi satu berkembang dan memisahkan diri menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.
 
Pada zaman Yunani kuno ini terbagi menjadi dua periode yaitu periode Yunani kuno dan periode Yunani klasik. Periode Yunani kuno diisi oleh ahli pikir alam (Thales, Anaximanoros, Pgytagoras, Kenophanes dan Democritos). Sedangkan pada periode Yunani klasik diisi oleh ahli piir seperti Socrates, Plato, Aristoteles (Asmoro Achmadi, 1997:30).

Macam-macam Talak

Sumber Gambar Dari Sini
Talak apabila ditinjau dari segi waktu dan bilangannya terbagi menjadi dua, yaitu talak raj’i dan talak bain. Para ulama madzhab sepakat bahwa yang dinamakan talak raj’i ialah talak dimana seorang suami masih memiliki hak kembali kepada istrinya (rujuk), sedangkan talak bain ialah talak yang suami tidak memiliki hak untuk rujuk kepada wanita yang ditalaknya (Muhammad Jawad Mughniyah, 2000 : 451-452), yang mencakup beberapa jenis :

  1. Wanita yang ditalak sebelum dicampuri.
  2. Wanita yang ditalak dengan talak tiga (talak bain).
  3. Talak Khulu’. Sebagian ulama madzhab mengatakan bahwa khulu’ adalah fasakh nikah, bukan talak.
  4. Wanita yang memasuki menapouse khususnya pendapat Imamiyah, karena mereka menyatakan bahwa wanita yang menapouse yang ditalak tidak memiliki idah. Hukumnya sama dengan wanita yang belum dicampuri.