Rabu, 18 September 2013

Syarat-syarat Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warrahmah

101_0521Postingan ini merupakan lanjutan dari postingan sebelumnya tentang Definisi Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah, dan Pondasi Dasar Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah. Dalam rangka mewujudkan sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah membutuhkan adanya kerja sama dari seluruh anggota keluarga, dan tidak hanya dibebankan kepada salah satu anggota keluarga saja, seperti suami atau isteri saja, Bahkan mertua, anak menantu, sanak kerabat dan pembantu rumah tanggapun juga ikut mengemban tugas dalam menciptakan sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah ini berlaku bagi seluruh anggota keluarga, adapun syarat-syaratnya adalah sebagai berikut :

1. Didasari oleh keimanan yang kuat

Iman merupakan modal pokok yang harus dimiliki oleh setiap anggota keluarga dalam mewujudkan sebuah keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Ibarat sebatang pohon, keimanan adalah akarnya, tanpa dasar keimanan maka bangunan rumah tangga itu akan roboh.

Keimanan bukan hanya berhubungan dengan mengimani rukun iman yang enam, namun lebih jauh lagi manifestasi dari keimanan itu benar teraktualisasi dalam kehidupan berumah tangga. Keimanan yang tertanam dalam diri setiap anggota keluarga akan melahirkan perilaku yang hati-hati, tidak sembrono, sebab semua perkataan, perbuatan, sikap adalah dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. Amal sholeh dibalas dengan pahala, dan perbuatan jahat dan keji akan dibalas dengan dosa. Lebih jauh lagi di akhirat akan masuk ke surga atau ke neraka. Motivasi ini harus selalu tertanam dalam diri setiap anggota keluarga. Allah SWT berfirman dalam surah At-Tahrim ayat 6, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S. At-Tahrim: 6).

Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa memelihara diri dan keluarga adalah merupakan hal yang prinsip dalam kehidupan keluarga, suatu hal yang sangat mustahil bila ingin mendambakan sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, akan tetapi kehidupan keluarga itu jauh dari keimanan kepada Allah SWT.

2. Memiliki Rasa Tanggung Jawab

Rasa tanggung jawab bukan hanya dibebankan kepada orang tua saja, tapi berlaku bagi seluruh anggota keluarga, termasuk anak. Ini bukan berarti untuk memberatkan, akan tetapi untuk melatih agar anak terhindar dari sikap lepas tangan atau tidak bersikap sportif.

Memiliki sikap tanggung jawab akan membuat seseorang berhati-hati dalam berbuat, karena semua perbuatan tersebut tentunya akan memiliki konsekuensinya. Bila perbuatan itu benar maka tidak perlu takut untuk dikerjakan, namun bila perbuatan tersebut salah, maka harus dihindari, agar tidak membawa resiko bagi diri sendiri dan orang lain. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Zalzalah 7-8, yang artinya:

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya”.

“Dan Barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”. (Q.S. Al-Zalzalah: 7-8).

3. Memiliki Sikap Saling Pengertian

Dapat dikatakan hampir tidak mungkin sebuah rumah tangga terus berjalan harmonis dan rukun, terkadang dalam perjalanannya terdapat perbedaan pandangan, tradisi, budaya, kebiasaan-kebiasaan, pendapat, dan keinginan. Ketika perbedaan ini saling ditonjolkan akan muncul ketidakcocokan dan berakhir kepada percekcokan serta pertengkaran. Hal ini bisa terjadi kepada seluruh anggota keluarga, disinilah dituntut agar setiap anggota keluarga memiliki sikap saling pengertian.

4. Memiliki Sikap Kedewasaan

Seperti sikap pengertian, sikap kedewasaan sangat dibutuhkan dalam membangun sebuah keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Kedewasaan bukan hanya dari segi usia atau jasmaniah saja, namun kedewasaan itu juga berhubungan dengan rohaniah, mental dan emosional.

Bisa melihat suatu kejadian dengan arif serta tidak cepat mengklaim atau menyalahkan tanpa membuktikan kebenaran data yang ada. Buruk sangka yang ditonjolkan tanpa mengecek apakah benar atau tidak adalah tindakan yang harus dihindari oleh setiap anggota keluarga. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hujuraat ayat 12, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al-Hujuraat: 12).

5. Memiliki sikap Menerima dengan Ikhlas

Dalam menjalani kehidupan berumah tangga, setiap keluarga tentunya mengharapkan kehidupan yang baik, layak sejahtera dan bahagia. Salah satu faktor yang terpenting adalah kebahagiaan tersebut adalah terpenuhinya sandang, pangan dan papan yang layak dan baik. Namun tidak semua keluarga dapat memenuhi hal tersebut dengan baik disebabkan faktor pendidikan, keterampilan, modal dan lain sebagainya.

Ketika hal ini muncul, maka setiap anggota keluarga dituntut untuk tidak saling tuding dan saling menyalahkan, akan tetapi berupayalah untuk tetap bersabar, menerima dengan lapang dada, ikhlas serta tidak putus asa untuk selalu berusaha terus mengubah kehidupan menjadi lebih baik.

Sikap optimis ini hendaklah selalu tertanam dalam sebuah keluarga yang menghendaki terwujudnya keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Senantiasa berusaha, dan bekerja untuk penghidupan yang lebih baik. Allah SWT telah menganugerahkan kepada manusia daratan dan lautan yang merupakan sumber rezeki bagi manusia itu sendiri, dengan ketentuan manusia itu harus berusaha. Allah SWT berfirman dalam surah al-Isra’ ayat 70, yang artinya:

“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lauta, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (Q.S. Al-Isra: 70).

6. Memiliki Sikap Memaafkan dan Lapang Dada

Meminta maaf itu lebih mudah dibandingkan memaafkan, begitulah ungkapan yang sering kita dengar dari ahli bijak. Karena manusia memiliki sifat lupa dan salah, maka pada saat berbuat salah akan lebih mudah mengakui dan meminta maaf dibandingkan dengan orang yang dirugikan kemudian dengan lapang dada memaafkan kesalahan orang tersebut.

Dalam rumah tangga, sikap saling memaafkan dan lapang dada sangat dibutuhkan, karena dengan dua sikap ini akan hilang perasaan marah, sakit hati, kebencian dan lain sebagainya. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 134, yang artinya:

“…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (Q.S. Ali Imran: 134).

Sedangkan Ciri-Ciri Keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah itu adalah :

1. Terwujudnya rasa sakinah, mawaddah dan rahmah.

2. Diberkati keturunan anak dan cucu yang sholeh sholehah.

3. Dilimpahi rezeki yang berkecukupan.

4. Suami berperan sebagai pemimpin yang dihormati.

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf komentnya saya hapus, mohon tidak meninggalkan link aktif.. :)

      Hapus
  2. jadi harus didasari iman yang kuat yah

    BalasHapus

Terimakasih pada pengunjung dan silahkan tinggalkan komentar disini.... :)